A. Pengertian
Pembelajaran Berdiferensiasi
Menurut Tomlinson (2000), Pembelajaran Berdiferensiasi
adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi
kebutuhan belajar individu setiap murid. Berikut ini alasan Kita perlu
memperhatikan perbedaan murid
· tidak ada jaminan bahwa mereka semua akan menemukan hal
yang sama secara sendiri dengan meyakinkan
· murid belajar dengan kecepatan yang berbeda, teks,
atau Suatu tugas menjadi sesuatu yang menantang akan tetapi dapat pula membuat
frustrasi atau membosankan bagi sebagian murid.
· Suatu waktu beberapa murid akan berpikir lebih konkrit
dan sebagian lebih abstrak, beberapa ketergantungan dan sebagian mandiri.
· murid tidak akan memilih untuk belajar dengan cara yang
sama, membuat pilihan yang sama, atau merasa memegang kendali dengan parameter
yang sama.
· murid tidak semua tahu hal yang sama di tingkat
kompetensi yang sama, murid akan membangun pengetahuan secara berbeda.
· murid akan bervariasi dalam jumlah kolaborasi yang
mereka butuhkan dan jenis rekan kerja dengan siapa mereka bekerja terbaik.
·
apa umpan balik yang bermanfaat untuk satu murid tapi tidak
untuk yang lain.
· Setiap murid perlu memperoleh strategi baru bagi murid
itu dan menggunakannya dengan cara yang secara pribadi bermanfaat.
· Ruang kelas yang cukup positif bagi sebagian murid jelas
tidak demikian bagi orang lain.
· Murid akan membutuhkan perancah yang bervariasi untuk
mencapai keduanya tujuan bersama dan pribadi.
Tabel berikut memperlihatkan perbedaan pembelajaran
berdiferensiasi dengan yang bukan pembelajaran berdiferensiasi
Pembelajaran Berdifrensiasi
|
Bukan
Pembelajaran Berdiferesiasi
|
Pengelompokan jangka pendek fleksibel yang
memungkinkan
murid untuk bekerja dengan berbagai teman sebaya
dengan
kekuatan dan minat yang sama atau berbeda
|
Memberi label murid atau mengelompokkan berdasarkan
kemampuan
|
Tugas yang menarik dan menyenangkan (menangani
keterampilan yang sama) untuk semua preferensi, minat, dan tingkat kesiapan
pembelajaran
|
Membatasi beberapa murid pada tugas tingkat rendah,
berulang atau hafalan sementara yang lain terlibat dalam pemikiran tingkat
tinggi
|
Sejumlah alasan yang rasional dari pilihan yang
dikonstruksi dengan baik yang ditujukan untuk mengidentifikasi kebutuhan atau
kekuatan murid
|
Kebebasan tak terbatas bagi murid untuk memilih apa
pun yang ingin mereka lakukan setiap hari
|
Murid mengerjakan ekspektasi kurikulum yang sama dalam
berbagai cara dengan kriterian umum sukses
|
Murid yang berbeda mengerjakan tugas yang berbeda harapan
dengan berbagai kriteria keberhasilan (misal rubrik yang berbeda)
|
Murid belajar tentang diri mereka sendiri untuk
membantu mereka membuat pilihan yang efektif dan informatif
|
Guru memikul tanggung jawab untuk
membuat semua keputusan mengenai pilihan murid
|
Rutinitas, prosedur, dan kesepakatan adalah di kelas
|
Ruang kelas yang kacau atau lingkungan yang tidak
terstruktur
|
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian
keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi
kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang
terkait dengan:
1) Bagaimana
mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk
belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi.
Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada
dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.
2) Kurikulum yang
memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi
bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga
muridnya.
3) Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang
didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat
menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang
sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
4) Bagaimana guru
menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana ia
akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut.
Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda,
dan penugasan serta penilaian yang berbeda.
5) Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas,
metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas,
sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat
berjalan secara efektif.
Pembelajaran
berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan
bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. Dengan demikian, guru perlu
melakukan identifikasi kebutuhan belajar dengan lebih komprehensif, agar dapat
merespon dengan lebih tepat terhadap kebutuhan belajar murid-muridnya.
B. Pemetaan Kebutuhan
Belajar Murid
Tomlinson
(2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed
Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan
belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek yaitu 1) kesiapan belajar
(readiness) murid, 2) Minat murid dan 3) Profil belajar murid.
Kesiapan
belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sebuah
tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar
dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan
dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut.
Ada
banyak cara untuk membedakan kesiapan belajar. Tomlinson (2001) mengatakan
bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi mirip dengan menggunakan tombol
equalizer pada stereo atau pemutar CD. Untuk mendapatkan kombinasi suara
terbaik biasanya Anda akan menggeser-geser tombol equalizer tersebut terlebih
dahulu. Saat Anda mengajar, menyesuaikan “tombol” dengan tepat untuk berbagai
kebutuhan murid akan menyamakan peluang mereka untuk mendapatkan materi, jenis
kegiatan dan menghasilkan produk belajar yang tepat di kelas Anda.
Minat
adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat ‘terlibat aktif’
dalam proses pembelajaran. Tomlinson(2001) menjelaskan bahwa mempertimbangkan
minat murid dalam merancang pembelajaran memiliki tujuan diantaranya:
• Membantu murid
menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan keinginan mereka sendiri untuk
belajar;
•
Menunjukkan
keterhubungan antara semua pembelajaran;
• Menggunakan
keterampilan atau ide yang familiar bagi murid sebagai jembatan untuk
mempelajari ide atau keterampilan yang kurang familiar atau baru bagi mereka,
dan;
• Meningkatkan
motivasi murid untuk belajar.
Profil
belajar murid terkait dengan banyak faktor, seperti: bahasa, budaya, kesehatan,
keadaan keluarga, dan kekhususan lainnya. Selain itu juga akan berhubungan
dengan gaya belajar seseorang. Menurut Tomlinson (dalam Hockett, 2018) profil
belajar murid ini merupakan pendekatan yang disukai murid untuk belajar, yang
dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis
kelamin, dan lain-lain.
Tujuan
dari pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk
memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien.
Namun demikian, sebagai guru, kadang-kadang kita secara tidak sengaja cenderung
memilih gaya belajar yang sesuai dengan gaya belajar kita sendiri. Padahal kita tahu setiap anak memiliki profil
belajar sendiri. Memiliki kesadaran tentang ini sangat penting agar guru dapat
memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka. Penting juga untuk diingat
bahwa kebanyakan orang lebih suka kombinasi profil. Menurut Tomlinson (2001),
ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi pembelajaran seseorang. Berikut ini
adalah beberapa yang harus diperhatikan:
o
Lingkungan:
suhu, tingkat aktivitas, tingkat kebisingan, jumlah cahaya.
o Pengaruh
Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal.
o
Visual:
belajar dengan melihat (diagram, power point, catatan, peta, grafik
organisator).
o Auditori:
belajar dengan mendengar (kuliah, membaca dengan keras, mendengarkan musik).
o Kinestetik:
belajar sambil melakukan (bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on,
dsb).
C. Strategi Pembelajaran Diferensiasi
Strategi Pembelajaran
berdiferensiasi ada 3 yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan
diferensiasi produk.
1. Diferensiasi Konten
Berhubungan dengan
apa yang diajarkan pada murid dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan
belajar murid baik itu dalam aspek kesiapan belajar, aspek minat murid dan
aspek profil belajar murid atau kombinasi dari ketiganya.
•
Kesiapan
belajar murid bukanlah tentang tingkat intelektualitas (IQ). Hal ini lebih
kepada informasi tentang apakah pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki
murid saat ini, sesuai dengan keterampilan atau pengetahuan baru yang akan
diajarkan.
• Minat
merupakan salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat ‘terlibat aktif’
dalam proses pembelajaran. Murid yang berbeda akan menunjukkan minat pada topik
yang berbeda. Gagasan untuk membedakan melalui minat adalah untuk
“menghubungkan” murid pada pelajaran untuk menjaga minat mereka. Dengan menjaga
minat murid tetap tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja murid dalam hal
ini salah satu contohnya setiap murid memiliki gaya belajar yang berbeda.
•
Pemetaan
kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan
kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien dengan
demikian guru perlu memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka.
2. Diferensiasi Proses
Dalam kegiatan ini
guru perlu memahami apakah murid akan belajar secara berkelompok atau mandiri.
Guru menetapkan jumlah bantuan yang akan diberikan pada murid-murid. Siapa
sajakah murid yang membutuhkan bantuan dan siapa sajakah murid yang membutuhkan
pertanyaan pemandu yang selanjutnya dapat belajar secara mandiri. Semua hal
tersebut harus dipertimbangkan dalam skenario pembelajaran yang akan dirancang.
Cara diferensiasi proses di antaranya:
• Kegiatan
berjenjang, di mana semua murid bekerja membangun pemahaman yang sama tetapi
dilakukan dengan dukungan, tantangan dan kompleksitas yang berbeda.
• Menyediakan
pertanyaan pemandu atau tantangan melalui sudut-sudut minat, dengan demikian
akan mendorong murid mengeksplorasi berbagai materi yang dipelajari.
• Membuat agenda
individual untuk murid, misalnya guru membuat daftar tugas berisi pekerjaan
umum untuk semua kelas serta daftar pekerjaan yang terkait dengan kebutuhan
individual murid. Jika murid telah selesai mengerjakan pekerjaan umum maka
mereka dapat selesai melihat agenda individual dan pekerjaan yang dibuat khusus
untuk mereka
• Memfasilitasi
lama waktu yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan tugas. Dalam hal ini
untuk memberikan dukungan bagi murid yang mengalami kesulitan atau sebaliknya
mendorong murid yang cepat untuk mengejar topik secara lebih mendalam.
• Mengembangkan
kegiatan yang bervariasi yang mengakomodasi gaya belajar visual, auditori dan
kinestetik.
•
Menggunakan
pengelompokan yang fleksibel yang sesuai dengan kesiapan, kemampuan dan minat
murid.
3. Diferensiasi Produk
Produk adalah hasil pekerjaan
atau unjuk kerja yang harus ditunjukan pada guru. Produk adalah sesuatu yang
ada wujudnya bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil tes, pertunjukan,
presentasi, pidato, rekaman, diagram, dan sebagainya. Yang paling penting
produk ini harus mencerminkan pemahaman murid yang berhubungan dengan tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
Cara mendiferensiasi
produk dapat dilakukan dengan berbagai cara dengan mempertimbangkan kebutuhan
belajar murid terlebih dahulu sebelum memberikan penugasan produk. Penugasan
produk harus membantu murid secara individual atau kelompok, menentukan kembali
atau memperluas apa yang mereka pelajari selama periode waktu tertentu (satu
semester atau satu tahun). Produk sangat penting karena mewakili pemahaman dan
aplikasi dalam bentuk yang luas, produk juga merupakan elemen kurikulum yang
langsung dapat dimiliki oleh murid.
Diferensiasi produk
meliputi dua hal yaitu memberikan tantangan atau keragaman dan memberikan murid
pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.
Sangat penting bagi guru untuk menentukan ekspetasi pada murid, di antaranya
menentukan: 1) kualitas pekerjaan apa yang diinginkan; 2) konten apa yang harus
ada pada produk; 3) Bagaimana cara mengerjakannya; 4) Sifat dari produk akhir
apa yang diharapkan
Walaupun murid
memberikan informasi tambahan membantu guru memodifikasi prasyarat produk yang
harus dihasilkan agar sesuai dengan kesiapan, minat dan kebutuhan belajar
individu namun gurulah yang tetap harus mengetahui dan mengkomunikasikan
indikator kualitas dari produk tersebut.
D. Mengelola Kelas
Pembelajaran Berdiferensiasi
Menurut Tomlinson (2001) ada 17 strategi utama dapat guru gunakan untuk berhasil memenuhi tantangan merancang dan mengelola yang berbeda instruksi untuk murid
Anda.
1) Memiliki
alasan yang kuat untuk pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan kesiapan,
minat, dan profil belajar murid
2) Mulailah memdifrensiasi
dengan kecepatan yang nyaman sebagai pengajar
3) Waktu kegiatan
yang berbeda untuk mendukung keberhasilan murid
4) Gunakan
"kegiatan jangkar" untuk membebaskan memusatkan perhatian pada murid.
5) Buat dan
berikan instruksi dengan hati-hati
6) Tetapkan murid
ke dalam kelompok atau tempat duduk daerah dengan lancar
7) Memiliki “home
base” bagi murid. Memulai dan mengakhiri kelas atau pelajaran dari "home
base" atau bagan tempat duduk memungkinkan Anda untuk mengatur murid dan
materi lebih efektif ketika akan ada murid gerakan selama kelas atau pelajaran.
8) pastikan murid
memiliki rencana untuk mendapatkan bantuan ketika Anda sibuk dengan murid atau
kelompok lain
9) Minimalkan
kebisingan
10) Buat rencana
bagi murid untuk menyerahkan pekerjaan.
11) Ajari murid
untuk mengatur ulang perabotan.
12) Minimalkan gerakan "nyasar".
13) Miliki rencana
untuk "penyelesai cepat".
14) Mempromosikan
perilaku dalam tugas.
15) Buat rencana
untuk "menghentikan". Sediakan rencana
16) Berikan
tanggung jawab kepada murid untuk belajar mereka
17) Libatkan murid Anda berbicara tentang prosedur dan
proses kelas
E. Kaitan Pembelajaran
Berdiferensiasi dengan materi modul 1
Menurut pemikiran Ki Hajar Dewantara
“Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat
merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu”. Sejalan dengan pembelajaran
berdiferensiasi bahwa setiap murid belajar dengan gaya, arah dan kecepatannya
masing-masing. Untuk mencapai tujuan dari pendidikan yaitu mewujudkan profil
pelajar pancasila dibutuhkan guru penggerak yang memiliki visi, misi yang berpusat
pada murid. Memiliki kemampuan untuk menerpakan pembelajaran yang berdasar pada
kebutuhan anak.
Pengelolaan kelas pembelajaran
berdiferensiasi memerlukan pemetaan kebutuhan murid hal ini terkait dengan
pendekatan inkuiri apresiatif yang disebut dengan BAGJA yaitu buat pertanyaan,
ambil pelajaran, gali mimpi, jabarkan rencana, dan atur eksekusi. Sehingga
pemetaan yang diperoleh benar-benar mencerminkan kebutuhan murid.
Demikian pula pelibatan murid dalam
menentukan tujuan dan cara untuk mencapainya akan menimbulkan sikap bertanggunga
jawab pada murid untuk melaksanakan kesepakatan kelas. Hal ini akan menibulkan
sikap disiplin murid, karena guru bertindak pada posisi kontrol manajer. Semua
ini akan bermuara pada budaya positif di sekolah.
Referensi
Tomlinson, Carol An. 2001.
How to diffrentiate instruction in mixed ability classroom Second Edition.
Tahun 2001. ASCD Alexandria Virginia USA.
Student Success Differentiated
Instruction Educator’s Package. Diakses dari visit www.edugains.ca.
Modul 2.1 Pendidikan Guru
Penggerak. Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran
Berdiferensiasi.