MENUMBUHKAN BUDAYA POSITIF DI
SEKOLAH
MELALUI KESEPAKATAN KELAS
PGP-Angk2-Kota Makassar-Muhammad
Arif-1.4-Aksi Nyata
A. Latar Belakang
Disiplin merupakan kunci sukses kegiatan belajar murid di sekolah, karena
dengan disiplin maka setiap murid akan menciptakan rasa nyaman, rasa aman
belajar baik bagi dirinya sendiri, maupun bagi murid lain yang berada di lingkungan
sekolah. Disiplin tentu tidak akan muncul begitu saja pada diri murid tanpa
didasari dengan penegakan peraturan yang efektif oleh pihak guru sekolah, melalui
penegakan peraturan yang berupa tata tertib sekolah secara baik dan benar. Disiplin
bagi diri murid berguna dalam memberikan dukungan bagi terciptanya perilaku
yang tidak menyimpang, membantu murid memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan
lingkungan, menjauhkan murid melakukan hal-hal yang dilarang sekolah, mendorong
murid melakukan hal yang baik dan benar, serta murid belajar hidup dengan
kebiasaan-kebiasaan yang baik, positif dan bermanfaat bagi diri dan
lingkungannya.
Ki Hajar Dewantara, mengajarkan metode pendidikan sistem among,
yaitu metode pengajaran sesuai dengan asih, asah dan asuh. Hal ini sesuai
dengan pendidikan yang dilaksanakan langsung dalam berbagai tempat yang diberi
nama Tri Sentra Pendidikan, yaitu Alam Keluarga (Pendidikan Informal), Alam
Perguruan (Pendidikan Formal) dan Alam Pergerakan Pemuda (Pendidikan Nonformal).
Inspirasi pembelajaran dari konsep Ki Hajar Dewantara selanjutnya yaitu
pendidikan dapat membentuk pribadi yang mandiri dengan tiga indikator yaitu
bisa berdiri sendiri, tidak bergantungan dengan orang lain, serta dapat
mengatur dirinya sendiri. Dengan begitu, seseorang dapat mengatasi permasalahan
hidupnya sendiri tanpa membawa orang lain masuk ke dalam permasalahan.
SMA Negeri 12 Makassar merupakan lembaga pendidikan formal yang di
dalamnya terdiri dari beberapa komponen yaitu murid, guru, kepala sekolah, dan tenaga
kependidikan. Sehingga murid mereka berada dalam satu lembaga, bersama-sama
pula mengatur, membina dan menjalankan program-program yang ditentukan dan
diatur oleh dinas pendidikan yang dilaksanakan secara terus menerus. Dalam
upaya pelaksanaan program yang sudah ada maka SMA Negeri 12 Makassar membuat tata
tertib sekolah yang memiliki hubungan yang sangat erat terhadap kedisiplinan.
Dalam pelaksanaan kegiatan di sekolah aturan yang berlaku di
sekolah berupa penerapan disiplin murid yaitu disiplin dalam berpakaian,
kehadiran, pengaturan waktu untuk belajar dan menjaga kebersihan lingkungan
sekolah. Pelanggaran-pelanggaran yang terjadi sudah dianggap barang biasa dan
untuk memperbaiki keadaan yang demikian tidak mudah. Hal ini diperlukan kerja
keras dari berbagai pihak untuk mengubahnya salah satunya adalah penerapan
disiplin yang dilakukan oleh guru terhadap murid, sehingga berbagai jenis
pelanggaran terhadap tata tertib sekolah dapat dicegah.
Untuk meningkatkan kedisiplinan murid maka penegakan aturan tata
tertib dimulai dari lingkungan kelas dengan membuat kesepakatan kelas yang
melibatkan murid dalam penyusunannya. kesepakatan inilah yang menjadi acuan
dalam penerapan disiplin saat proses belajar mengajar berlangsung.
B. Deskripsi
Aksi Nyata
Adapun tahap-tahap
kegiatan yang dilakukan dalam menerapkan budaya positif di kelas melalui kesepakatan
kelas sebagai berikut.
1.
Sosialisasi dengan kepala sekolah
dan guru-guru mengenai aksi nyata guru penggerak dalam menerapkan budaya positif
di sekolah
2.
Guru dan murid curah pendapat
mengenai kelas impian bagi mereka yang dilakukan secara daring melalui media Whatsapp
Grup
3.
Guru dan murid berdiskusi permasalahan
yang terjadi di kelas dan cara menanganinya
4.
Murid membahas per butir
kesepakatan kelas sebagai pedoman dalam proses belajar mengajar
5.
Perwakilann Murid membuat
kesepakatan kelas dalam bentuk poster kelas
C. Hasil dari
Aksi Nyata yang dilakukan
Hasil yang
diharapkan dari aksi ini adalah terbentuknya produk berupa kesepakatan kelas
yang telah disepakati oleh seluruh warga kelas yang dituangkan dalam bentuk
poster. Kesepakatan kelas yang telah dibuat bersama menjadi acuan untuk
menerapkan disiplin di kelas. Kesepakatan kelas ini menjadi alarm pengingat
bagi murid ketika melakukan suatu pelanggaran. Dengan demikian disiplin positif
sekolah yang diharapkan dapat terwujud.
D. Pembelajaran
Dari pelaksanaan
Dalam menerapkan
aksi nyata beberapa tantangan yang dihadapi sehingga menyebabkan kegagalan
adalah partisipasi dari beberap murid dalam penyusunan kesepakatan kelas karena
keterbatasan kuota, jaringan internet yang lemah. Komunikasi yang dilakukan melalui
tulisan menyebabkan interakasi antara guru dan siswa kurang akrab, sehingga
murid malu untuk menyampaikan ide-idenya.
Meskipun berbagai keterbatasan aksi ini berhasil membuat poster
kesepakatas kelas yang akan menjadi pedoman dalam berinteraksi selama proses
belajar mengajar di sekolah. Hal ini dapat terwujud berkat dukungan dari kepala
sekolah, wali kelas, guru-guru, dan tenaga pendidikan dan terutama murid SMA
Negeri 12 Makassar dalam menyukseskan setiap program yang dilakukan untuk
perubahan ke arah yang lebih baik.
E. Rencana Perbaikan di Masa Mendatang
Kekurangan-kekurangan yang
didapatkan selama proses penerapan aksi nyata renaca akan diperbaiki melalui
berbagai usaha berikut.
1.
Diskusi mendalam wali kelas dan guru BK tentang
penerapan disiplin positif melalui penyusunan kesepakatan kelas
2.
Sosialisasi disiplin positif kepada para pengurus
OSIS dan Organisasi ekstrakurikuler
3.
Melakukan refleksi secara rutin terhadap pelaksanaan
kesepakatan kelas
F. Dokumentasi Proses
Pelaksanaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan masukkan komentar, untuk memperkaya konten dari blog ini.