Rabu, 28 Juli 2021

MENUMBUHKAN BUDAYA POSITIF DI SEKOLAH MELALUI KESEPAKATAN KELAS

 

MENUMBUHKAN BUDAYA POSITIF DI SEKOLAH

MELALUI KESEPAKATAN KELAS

PGP-Angk2-Kota Makassar-Muhammad Arif-1.4-Aksi Nyata

 

A. Latar Belakang

Disiplin merupakan kunci sukses kegiatan belajar murid di sekolah, karena dengan disiplin maka setiap murid akan menciptakan rasa nyaman, rasa aman belajar baik bagi dirinya sendiri, maupun bagi murid lain yang berada di lingkungan sekolah. Disiplin tentu tidak akan muncul begitu saja pada diri murid tanpa didasari dengan penegakan peraturan yang efektif oleh pihak guru sekolah, melalui penegakan peraturan yang berupa tata tertib sekolah secara baik dan benar. Disiplin bagi diri murid berguna dalam memberikan dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang, membantu murid memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan, menjauhkan murid melakukan hal-hal yang dilarang sekolah, mendorong murid melakukan hal yang baik dan benar, serta murid belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, positif dan bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.

Ki Hajar Dewantara, mengajarkan metode pendidikan sistem among, yaitu metode pengajaran sesuai dengan asih, asah dan asuh. Hal ini sesuai dengan pendidikan yang dilaksanakan langsung dalam berbagai tempat yang diberi nama Tri Sentra Pendidikan, yaitu Alam Keluarga (Pendidikan Informal), Alam Perguruan (Pendidikan Formal) dan Alam Pergerakan Pemuda (Pendidikan Nonformal). Inspirasi pembelajaran dari konsep Ki Hajar Dewantara selanjutnya yaitu pendidikan dapat membentuk pribadi yang mandiri dengan tiga indikator yaitu bisa berdiri sendiri, tidak bergantungan dengan orang lain, serta dapat mengatur dirinya sendiri. Dengan begitu, seseorang dapat mengatasi permasalahan hidupnya sendiri tanpa membawa orang lain masuk ke dalam permasalahan.

SMA Negeri 12 Makassar merupakan lembaga pendidikan formal yang di dalamnya terdiri dari beberapa komponen yaitu murid, guru, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan. Sehingga murid mereka berada dalam satu lembaga, bersama-sama pula mengatur, membina dan menjalankan program-program yang ditentukan dan diatur oleh dinas pendidikan yang dilaksanakan secara terus menerus. Dalam upaya pelaksanaan program yang sudah ada maka SMA Negeri 12 Makassar membuat tata tertib sekolah yang memiliki hubungan yang sangat erat terhadap kedisiplinan.

Dalam pelaksanaan kegiatan di sekolah aturan yang berlaku di sekolah berupa penerapan disiplin murid yaitu disiplin dalam berpakaian, kehadiran, pengaturan waktu untuk belajar dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Pelanggaran-pelanggaran yang terjadi sudah dianggap barang biasa dan untuk memperbaiki keadaan yang demikian tidak mudah. Hal ini diperlukan kerja keras dari berbagai pihak untuk mengubahnya salah satunya adalah penerapan disiplin yang dilakukan oleh guru terhadap murid, sehingga berbagai jenis pelanggaran terhadap tata tertib sekolah dapat dicegah.

Untuk meningkatkan kedisiplinan murid maka penegakan aturan tata tertib dimulai dari lingkungan kelas dengan membuat kesepakatan kelas yang melibatkan murid dalam penyusunannya. kesepakatan inilah yang menjadi acuan dalam penerapan disiplin saat proses belajar mengajar berlangsung.

B. Deskripsi Aksi Nyata

Adapun tahap-tahap kegiatan yang dilakukan dalam menerapkan budaya positif di kelas melalui kesepakatan kelas sebagai berikut.

1.        Sosialisasi dengan kepala sekolah dan guru-guru mengenai aksi nyata guru penggerak dalam menerapkan budaya positif di sekolah

2.        Guru dan murid curah pendapat mengenai kelas impian bagi mereka yang dilakukan secara daring melalui media Whatsapp Grup

3.        Guru dan murid berdiskusi permasalahan yang terjadi di kelas dan cara menanganinya

4.        Murid membahas per butir kesepakatan kelas sebagai pedoman dalam proses belajar mengajar

5.        Perwakilann Murid membuat kesepakatan kelas dalam bentuk poster kelas

C. Hasil dari Aksi Nyata yang dilakukan

            Hasil yang diharapkan dari aksi ini adalah terbentuknya produk berupa kesepakatan kelas yang telah disepakati oleh seluruh warga kelas yang dituangkan dalam bentuk poster. Kesepakatan kelas yang telah dibuat bersama menjadi acuan untuk menerapkan disiplin di kelas. Kesepakatan kelas ini menjadi alarm pengingat bagi murid ketika melakukan suatu pelanggaran. Dengan demikian disiplin positif sekolah yang diharapkan dapat terwujud.

D. Pembelajaran Dari pelaksanaan

            Dalam menerapkan aksi nyata beberapa tantangan yang dihadapi sehingga menyebabkan kegagalan adalah partisipasi dari beberap murid dalam penyusunan kesepakatan kelas karena keterbatasan kuota, jaringan internet yang lemah. Komunikasi yang dilakukan melalui tulisan menyebabkan interakasi antara guru dan siswa kurang akrab, sehingga murid malu untuk menyampaikan ide-idenya.

Meskipun berbagai keterbatasan aksi ini berhasil membuat poster kesepakatas kelas yang akan menjadi pedoman dalam berinteraksi selama proses belajar mengajar di sekolah. Hal ini dapat terwujud berkat dukungan dari kepala sekolah, wali kelas, guru-guru, dan tenaga pendidikan dan terutama murid SMA Negeri 12 Makassar dalam menyukseskan setiap program yang dilakukan untuk perubahan ke arah yang lebih baik.

E.  Rencana Perbaikan di Masa Mendatang

            Kekurangan-kekurangan yang didapatkan selama proses penerapan aksi nyata renaca akan diperbaiki melalui berbagai usaha berikut.

1.        Diskusi mendalam wali kelas dan guru BK tentang penerapan disiplin positif melalui penyusunan kesepakatan kelas

2.        Sosialisasi disiplin positif kepada para pengurus OSIS dan Organisasi ekstrakurikuler

3.        Melakukan refleksi secara rutin terhadap pelaksanaan kesepakatan kelas

F. Dokumentasi Proses Pelaksanaan

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan masukkan komentar, untuk memperkaya konten dari blog ini.

3.1.a.7. Demontrasi Kontekstual -Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran

¨        Bagaimana Anda nanti akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang Anda dapatkan di program guru penggerak ini di sekolah/lingku...