Sabtu, 17 Juli 2021

Koneksi Antar Materi -Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi Sebagai Upaya Memenuhi Kebutuhan Murid


A. Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi

Menurut Tomlinson (2000), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Berikut ini alasan Kita perlu memperhatikan perbedaan murid

·   tidak ada jaminan bahwa mereka semua akan menemukan hal yang sama secara sendiri dengan meyakinkan

·      murid belajar dengan kecepatan yang berbeda, teks, atau Suatu tugas menjadi sesuatu yang menantang akan tetapi dapat pula membuat frustrasi atau membosankan bagi sebagian murid.

·   Suatu waktu beberapa murid akan berpikir lebih konkrit dan sebagian lebih abstrak, beberapa ketergantungan dan sebagian mandiri.

·   murid tidak akan memilih untuk belajar dengan cara yang sama, membuat pilihan yang sama, atau merasa memegang kendali dengan parameter yang sama.

·        murid tidak semua tahu hal yang sama di tingkat kompetensi yang sama, murid akan membangun pengetahuan secara berbeda.

·      murid akan bervariasi dalam jumlah kolaborasi yang mereka butuhkan dan jenis rekan kerja dengan siapa mereka bekerja terbaik.

·         apa umpan balik yang bermanfaat untuk satu murid tapi tidak untuk yang lain.

· Setiap murid perlu memperoleh strategi baru bagi murid itu dan menggunakannya dengan cara yang secara pribadi bermanfaat.

·     Ruang kelas yang cukup positif bagi sebagian murid jelas tidak demikian bagi orang lain.

·        Murid akan membutuhkan perancah yang bervariasi untuk mencapai keduanya tujuan bersama dan pribadi.

Tabel berikut memperlihatkan perbedaan pembelajaran berdiferensiasi dengan yang bukan pembelajaran berdiferensiasi

Pembelajaran Berdifrensiasi

Bukan Pembelajaran Berdiferesiasi

Pengelompokan jangka pendek fleksibel yang memungkinkan

murid untuk bekerja dengan berbagai teman sebaya dengan

kekuatan dan minat yang sama atau berbeda

Memberi label murid atau mengelompokkan berdasarkan kemampuan

Tugas yang menarik dan menyenangkan (menangani keterampilan yang sama) untuk semua preferensi, minat, dan tingkat kesiapan pembelajaran

Membatasi beberapa murid pada tugas tingkat rendah, berulang atau hafalan sementara yang lain terlibat dalam pemikiran tingkat tinggi

Sejumlah alasan yang rasional dari pilihan yang dikonstruksi dengan baik yang ditujukan untuk mengidentifikasi kebutuhan atau kekuatan murid

 

Kebebasan tak terbatas bagi murid untuk memilih apa pun yang ingin mereka lakukan setiap hari

Murid mengerjakan ekspektasi kurikulum yang sama dalam berbagai cara dengan kriterian umum sukses

 

Murid yang berbeda mengerjakan tugas yang berbeda harapan dengan berbagai kriteria keberhasilan (misal rubrik yang berbeda)

Murid belajar tentang diri mereka sendiri untuk membantu mereka membuat pilihan yang efektif dan informatif

Guru memikul tanggung jawab untuk

membuat semua keputusan mengenai pilihan murid

Rutinitas, prosedur, dan kesepakatan  adalah di kelas

 

Ruang kelas yang kacau atau lingkungan yang tidak terstruktur

 

 

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:

1) Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.

2) Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya.

3) Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.

4)  Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.

5) Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.

Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. Dengan demikian, guru perlu melakukan identifikasi kebutuhan belajar dengan lebih komprehensif, agar dapat merespon dengan lebih tepat terhadap kebutuhan belajar murid-muridnya.

B. Pemetaan Kebutuhan Belajar Murid

Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek yaitu 1) kesiapan belajar (readiness) murid, 2) Minat murid dan 3) Profil belajar murid.

Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut. 

Ada banyak cara untuk membedakan kesiapan belajar. Tomlinson (2001) mengatakan bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi mirip dengan menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD. Untuk mendapatkan kombinasi suara terbaik biasanya Anda akan menggeser-geser tombol equalizer tersebut terlebih dahulu. Saat Anda mengajar, menyesuaikan “tombol” dengan tepat untuk berbagai kebutuhan murid akan menyamakan peluang mereka untuk mendapatkan materi, jenis kegiatan dan menghasilkan produk belajar yang tepat di kelas Anda.

Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran. Tomlinson(2001) menjelaskan bahwa mempertimbangkan minat murid dalam merancang pembelajaran memiliki tujuan diantaranya:

    Membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan keinginan mereka sendiri untuk belajar;

      Menunjukkan keterhubungan antara semua pembelajaran;

  Menggunakan keterampilan atau ide yang familiar bagi murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang familiar atau baru bagi mereka, dan;

    Meningkatkan motivasi murid untuk belajar.

Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor, seperti: bahasa, budaya, kesehatan, keadaan keluarga, dan kekhususan lainnya. Selain itu juga akan berhubungan dengan gaya belajar seseorang. Menurut Tomlinson (dalam Hockett, 2018) profil belajar murid ini merupakan pendekatan yang disukai murid untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dan lain-lain.

Tujuan dari pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien. Namun demikian, sebagai guru, kadang-kadang kita secara tidak sengaja cenderung memilih gaya belajar yang sesuai dengan gaya belajar kita sendiri.  Padahal kita tahu setiap anak memiliki profil belajar sendiri. Memiliki kesadaran tentang ini sangat penting agar guru dapat memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka. Penting juga untuk diingat bahwa kebanyakan orang lebih suka kombinasi profil. Menurut Tomlinson (2001), ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi pembelajaran seseorang. Berikut ini adalah beberapa yang harus diperhatikan:

o   Lingkungan: suhu, tingkat aktivitas, tingkat kebisingan, jumlah cahaya.

o Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal.

o   Visual: belajar dengan melihat (diagram, power point, catatan, peta, grafik organisator).

o Auditori: belajar dengan mendengar (kuliah, membaca dengan keras, mendengarkan musik).

o  Kinestetik: belajar sambil melakukan (bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb).

C. Strategi Pembelajaran Diferensiasi

Strategi Pembelajaran berdiferensiasi ada 3 yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk.

1. Diferensiasi Konten

Berhubungan dengan apa yang diajarkan pada murid dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar murid baik itu dalam aspek kesiapan belajar, aspek minat murid dan aspek profil belajar murid atau kombinasi dari ketiganya.

   Kesiapan belajar murid bukanlah tentang tingkat intelektualitas (IQ). Hal ini lebih kepada informasi tentang apakah pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki murid saat ini, sesuai dengan keterampilan atau pengetahuan baru yang akan diajarkan.

  Minat merupakan salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran. Murid yang berbeda akan menunjukkan minat pada topik yang berbeda. Gagasan untuk membedakan melalui minat adalah untuk “menghubungkan” murid pada pelajaran untuk menjaga minat mereka. Dengan menjaga minat murid tetap tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja murid dalam hal ini salah satu contohnya setiap murid memiliki gaya belajar yang berbeda.

   Pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien dengan demikian guru perlu memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka.

2. Diferensiasi Proses

Dalam kegiatan ini guru perlu memahami apakah murid akan belajar secara berkelompok atau mandiri. Guru menetapkan jumlah bantuan yang akan diberikan pada murid-murid. Siapa sajakah murid yang membutuhkan bantuan dan siapa sajakah murid yang membutuhkan pertanyaan pemandu yang selanjutnya dapat belajar secara mandiri. Semua hal tersebut harus dipertimbangkan dalam skenario pembelajaran yang akan dirancang. Cara diferensiasi proses di antaranya:

 Kegiatan berjenjang, di mana semua murid bekerja membangun pemahaman yang sama tetapi dilakukan dengan dukungan, tantangan dan kompleksitas yang berbeda.

 Menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan melalui sudut-sudut minat, dengan demikian akan mendorong murid mengeksplorasi berbagai materi yang dipelajari.

  Membuat agenda individual untuk murid, misalnya guru membuat daftar tugas berisi pekerjaan umum untuk semua kelas serta daftar pekerjaan yang terkait dengan kebutuhan individual murid. Jika murid telah selesai mengerjakan pekerjaan umum maka mereka dapat selesai melihat agenda individual dan pekerjaan yang dibuat khusus untuk mereka

 Memfasilitasi lama waktu yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan tugas. Dalam hal ini untuk memberikan dukungan bagi murid yang mengalami kesulitan atau sebaliknya mendorong murid yang cepat untuk mengejar topik secara lebih mendalam.

 Mengembangkan kegiatan yang bervariasi yang mengakomodasi gaya belajar visual, auditori dan kinestetik.

   Menggunakan pengelompokan yang fleksibel yang sesuai dengan kesiapan, kemampuan dan minat murid.

3. Diferensiasi Produk

Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukan pada guru. Produk adalah sesuatu yang ada wujudnya bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram, dan sebagainya. Yang paling penting produk ini harus mencerminkan pemahaman murid yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Cara mendiferensiasi produk dapat dilakukan dengan berbagai cara dengan mempertimbangkan kebutuhan belajar murid terlebih dahulu sebelum memberikan penugasan produk. Penugasan produk harus membantu murid secara individual atau kelompok, menentukan kembali atau memperluas apa yang mereka pelajari selama periode waktu tertentu (satu semester atau satu tahun). Produk sangat penting karena mewakili pemahaman dan aplikasi dalam bentuk yang luas, produk juga merupakan elemen kurikulum yang langsung dapat dimiliki oleh murid.

Diferensiasi produk meliputi dua hal yaitu memberikan tantangan atau keragaman dan memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan. Sangat penting bagi guru untuk menentukan ekspetasi pada murid, di antaranya menentukan: 1) kualitas pekerjaan apa yang diinginkan; 2) konten apa yang harus ada pada produk; 3) Bagaimana cara mengerjakannya; 4) Sifat dari produk akhir apa yang diharapkan

Walaupun murid memberikan informasi tambahan membantu guru memodifikasi prasyarat produk yang harus dihasilkan agar sesuai dengan kesiapan, minat dan kebutuhan belajar individu namun gurulah yang tetap harus mengetahui dan mengkomunikasikan indikator kualitas dari produk tersebut.

D. Mengelola Kelas Pembelajaran Berdiferensiasi

Menurut Tomlinson (2001) ada 17 strategi utama dapat guru gunakan untuk berhasil memenuhi tantangan merancang dan mengelola yang berbeda instruksi untuk murid Anda.

1) Memiliki alasan yang kuat untuk pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan kesiapan, minat, dan profil belajar murid

2)   Mulailah memdifrensiasi dengan kecepatan yang nyaman sebagai pengajar

3)   Waktu kegiatan yang berbeda untuk mendukung keberhasilan murid

4)   Gunakan "kegiatan jangkar" untuk membebaskan memusatkan perhatian pada murid.

5)   Buat dan berikan instruksi dengan hati-hati

6)   Tetapkan murid ke dalam kelompok atau tempat duduk daerah dengan lancar

7)   Memiliki “home base” bagi murid. Memulai dan mengakhiri kelas atau pelajaran dari "home base" atau bagan tempat duduk memungkinkan Anda untuk mengatur murid dan materi lebih efektif ketika akan ada murid gerakan selama kelas atau pelajaran.

8)   pastikan murid memiliki rencana untuk mendapatkan bantuan ketika Anda sibuk dengan murid atau kelompok lain

9)   Minimalkan kebisingan

10) Buat rencana bagi murid untuk menyerahkan pekerjaan.

11) Ajari murid untuk mengatur ulang perabotan.

12) Minimalkan gerakan "nyasar".

13) Miliki rencana untuk "penyelesai cepat".

14) Mempromosikan perilaku dalam tugas.

15) Buat rencana untuk "menghentikan". Sediakan rencana

16) Berikan tanggung jawab kepada murid untuk belajar mereka

17) Libatkan murid Anda berbicara tentang prosedur dan proses kelas

 

E. Kaitan Pembelajaran Berdiferensiasi dengan materi modul 1

            Menurut pemikiran Ki Hajar Dewantara “Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu”. Sejalan dengan pembelajaran berdiferensiasi bahwa setiap murid belajar dengan gaya, arah dan kecepatannya masing-masing. Untuk mencapai tujuan dari pendidikan yaitu mewujudkan profil pelajar pancasila dibutuhkan guru penggerak yang memiliki visi, misi yang berpusat pada murid. Memiliki kemampuan untuk menerpakan pembelajaran yang berdasar pada kebutuhan anak.

            Pengelolaan kelas pembelajaran berdiferensiasi memerlukan pemetaan kebutuhan murid hal ini terkait dengan pendekatan inkuiri apresiatif yang disebut dengan BAGJA yaitu buat pertanyaan, ambil pelajaran, gali mimpi, jabarkan rencana, dan atur eksekusi. Sehingga pemetaan yang diperoleh benar-benar mencerminkan kebutuhan murid.

            Demikian pula pelibatan murid dalam menentukan tujuan dan cara untuk mencapainya akan menimbulkan sikap bertanggunga jawab pada murid untuk melaksanakan kesepakatan kelas. Hal ini akan menibulkan sikap disiplin murid, karena guru bertindak pada posisi kontrol manajer. Semua ini akan bermuara pada budaya positif di sekolah.

 

Referensi

Tomlinson, Carol An. 2001. How to diffrentiate instruction in mixed ability classroom Second Edition. Tahun 2001. ASCD Alexandria Virginia USA.

Student Success Differentiated Instruction Educator’s Package. Diakses dari visit www.edugains.ca.

Modul 2.1 Pendidikan Guru Penggerak. Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan masukkan komentar, untuk memperkaya konten dari blog ini.

3.1.a.7. Demontrasi Kontekstual -Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran

¨        Bagaimana Anda nanti akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang Anda dapatkan di program guru penggerak ini di sekolah/lingku...